Oktober 31, 2008

Cegah Obesitas Dengan Cara Tepat

Umumnya kaum wanita takut menjadi gemuk lebih karena alasan kecantikan dan bukannya karena kesehatan. Well.. Sebetulnya menjadi gemuk tak ada salahnya, tapi kalau gemuk yang menjurus ke obesitas tentunya berbahaya bagi kesehatan.

Gemuk tidak selalu buruk, tapi erat kaitannya dengan gangguan kesehatan. Berbagai penyakit, mulai dari tulang sampai organ tubuh, bisa tertimbun dalam tubuh yang gemuk. Sebelum telanjur gemuk, ada baiknya menata kembali pola hidup dengan benar, termasuk kebiasaan makan.

Big is beautiful. Besar itu indah. Benarkah? Jawabannya tentu saja bisa bermacam-macam. Memang bisa indah atau sebaliknya. Sama halnya seperti tubuh. Dulu gemuk identik dengan kemakmuran atau keseksian seseorang. Namun, zaman sudah berganti, sekarang orang justru berlomba-lomba mempunyai tubuh langsing bak model.

Memang tidak salah. Selain enak dilihat, tubuh langsung atau lebih tepatnya ideal, juga bisa menghidarkan orang dari berbagai penyakit. Karena itu, kemudian orang gemuk merasa harus menurunkan berat badannya. Tidak sampai kurus, tapi hingga berat badan menjadi normal.

Kegemukan atau juga disebut obesitas bisa terjadi pada siapa saja. Pria-wanita, anak-anak, atau orang dewasa. Berdasarkan data survai nasional 1989/1992, sekitar 12 persen pria dan 30 persen wanita mengalami berat badan berlebih, sedangkan 25 persen laki-laki dan 59 persen perempuan menderita obesitas.

Kebanyakan ngemil
Ketidakseimbangan antara asupan energi dengan penggunaannya disebut-sebut sebagai penyebab obesitas. Namun, masalahnya tidak sesederhana itu. Faktor biologis, perilaku individu dan lingkungan, komponen genetik, serta pola hidup ikut berperan dalam terjadinya obesitas.

Di negara-negara maju, ada dua kelompok pola kebiasaan makan penderita obesitas, yaitu yang menyukai lemak dan yang menggemari makanan karbohidrat sederhana.

Di Indonesia, pola kebiasaan penderita obesitas memang belum banyak diketahui. Namun, dari penelitian skala kecil yang dilakukan di Bandung oleh Wiramiharja tahun 1994, didapat kategori pola kebiasaan makan penderita obesitas. Pola makan jarang tapi porsi besar, porsi kecil tapi frekuensi sering (ngemil), frekuensi sering disertai porsi besar, serta menyukai makanan karbohidrat yang sudah sangat terolah. Asupan makanan yang lebih besar pada malam hari dan kurangnya aktivitas fisik juga merupakan faktor penyebab terjadinya obesitas.

Aktivitas fisik yang sangat kurang juga bisa dijumpai pada anak-anak. Permainan yang tidak memerlukan gerak, seperti video game atau play station, diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya obesitas pada anak-anak.

Pekerja yang banyak menghabiskan waktu di depan komputer tanpa banyak melakukan aktivitas fisik pun bisa menderita hal yang sama. Jika berlangsung terus, sudah bisa dipastikan berbagai penyakit akan mendekam dalam tubuh mereka.

Menimbun penyakit
Obesitas bisa mengakibatkan aneka masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah serta memburuknya radang sendi di pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Selain itu, orang yang kegemukan juga lebih mudah mengalami problem kulit.

Masalah terutama terjadi pada lipatan-lipatan kulit yang biasanya lembab dan mudah berkeringat. Bila tidak dirawat, bukan tidak mungkin akan timbul luka lecet ataupun penyakit kulit.

Berbagai penyakit akibat obesitas dimulai dari gangguan pembuluh darah, aterosklerosis, stroke, ginjal dan terganggunya fungsi hati. Khusus hati, lemak yang berlebih bisa menyelimuti organ tersebut, dapat pula menyebabkan batu empedu.

Deretan panjang penyakit tersebut masih ditambah beberapa jenis kanker dan radang sendi akibat beban tubuh berlebih. Dari segi psikologis juga bisa mengganggu karena membuat orang tersebut tertekan batinnya.

Untuk mengindari kegemukan, ciptakanlah keseimbangan antara energi yang masuk dan keluar. Caranya, melalui latihan kebugaran atau joging misalnya, sehingga merangsang terbakarnya kalori yang berlebihan. Tidak kalah penting juga langkah mengatur pola makan, misalnya menambah porsi konsumsi sayur dan buah.

Jika tujuan yang diinginkan adalah tubuh tetap gemuk tapi bugar, harus dilihat seberapa besar tingkat kegemukannya. Yang pasti, jangan melewati 20 persen. Misalnya untuk tinggi badan 160 centimeter, berat maksimal yang dianjurkan sekitar 66-70 kilogram, misalnya.

Bahaya Gemuk Perut
Kondisi gemuk harus diusahakan supaya tidak diusahakan supaya tidak gendut di daerah perut dan pinggang, dari semua jaringan lemak di bawah kulit tubuh, yang ada di perut (pinggang atau abdomen) merupakan yang paling labil. Pengertiannya, lemak pada jaringan tersebut paling mudah pindah ke darah.

Penimbunan lemak perut biasanya dialami mereka yang berusia setengah baya. Istilahnya, middle age spread atau lemak perut usai setengah baya. hal tersebut terjadi karena umumnya orang setengah baya makan dengan porsi cukup atau berlebih, tapi aktivitas fisiknya minimal. Keadaan demikian akan menimbulkan kelebihan energi, yang akan ditimbun dalam bentuk lemak pinggang.

Jaringan lemak perut atau pinggang ini dikaitkan dengan peningkatan kadar kolesterol dan atau trigliserida darah dengan segala akibatnya. Orang sehat memiliki rasio ukuran pinggang-pinggul (RPP = nilai ukuran pinggang dibagi dengan ukuran pinggul) di bawah 94 pada laki-laki dan 80 wanita.

Bila RPP bernilai di atas 102 pada laki-laki dan 88 wanita, selain tidak sedap dipandang, juga bisa berbahaya. Kelebihan lemak darah bisa menimbulkan berbagai masalah.

Perut gendut juga bisa mempengaruhi kerja jantung. Hanya saja, risiko terkena penyakit jantung akan berkurang bila perut tidak tambun dan pinggang tetap ramping walau tubuh gemuk. Namun, alangkah baiknya bila tubuh tidak gemuk.

Pengaturan pola makan dan olahraga sangat dianjurkan bagi orang yang mengalami kegemukan. Meski begitu, perlu dipertimbangkan jenis olahraga yang cocok dengan orang dengan obesitas. Saat memulai olahraga, disarankan untuk tidak berlari atau melompat. Sebab, pada saat lari atau melompat, kaki akan menahan berat tubuh tiga kali berat badan. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan cedera pada pergelangan kaki.

Olahraga Kombinasi
Untuk mereka yang mengalami kelebihan berat badan, olahraga yang cocok adalah olahraga kombinasi. Kombinasi antara olahraga aerobik dan angkat beban, misalnya. Lama latihan aerobik sekitar 45 menit, diteruskan angkat beban, juga selama 45 menit.

Pada kedua jenis latihan ini, penting diperhatikan bahwa frekuensi dan beban harus disesuaikan secara bertahap. Latihan dimulai dengan beban ringan dan waktu disesuaikan dengan kemampuan fiik. Pada hari pertama tidak boleh langsung melakukan latihan dan angkat beban yang berat. Sementara itu, untuk konsumsi obat pelangsing, harus dilihat terlebih dulu alasan pemakaian. Apakah karena tidak sempat melakukan olahraga atau malas berdiet? Bila hanya mengandalkan kemampuan obat tanpa mengubah perilaku diri, termasuk pola makan, kemungkinan besar tak akan berhasil.

Jadi, harus ada kesadaran mengubah pola makan dan pola gerak. Yang terpenting, sebaiknya tanpa obat. Gemuk tapi sehat, mestinya diterjemahkan sebagai upaya mendapatkan berat badan normal, Menambah beratnya bukan dengan lemak tetapi dengan otot. Dengan kata lain, kelebihan berat badan hendaknya karena otot yang bertambah, bukan lemak.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Obesitas ? saya malah sudah tahap hampir positif obesitas. wah wah.....

M. Zainal A. mengatakan...

Wah boleh tuh mas...resepnya dibagi2 buat temen2 yang lain..